ASSEN, TORONEWS.BLOG – Semua orang tahu Franco Morbidelli adalah murid paling disiplin dari akademi balap Valentino Rossi. Dalam sembilan seri awal MotoGP 2025, ia selalu finis di enam besar. Namun segalanya berubah di Assen. Di sirkuit legendaris ini, sang murid terbaik akhirnya goyah.
MotoGP Belanda 2025 menjadi mimpi buruk bagi Morbidelli. Ia hanya mampu finis di posisi ketujuh, hasil terburuknya musim ini. Bagi pembalap biasa, ini mungkin tak berarti banyak. Tapi bagi Morbidelli, yang menjaga konsistensi sebagai identitas, ini adalah titik retak pertama yang menyakitkan.
"Akhirnya, posisi ketujuh adalah hasil yang bagus di balapan paling sulit saya tahun ini,” kata Morbidelli, dikutip dari Crash, Rabu (2/7/2025).
Sejak awal akhir pekan, Morbidelli tahu Assen akan jadi medan sulit. Ia tak pernah benar-benar nyaman di lintasan cepat dan teknikal ini. Meski sempat bertarung di posisi lima besar, performanya mulai menurun setelah lap ke-15. Ia disalip Maverick Vinales, lalu rekan setimnya, Fabio Di Giannantonio.
Situasi makin memburuk saat ia terkena hukuman long lap penalty karena memotong chicane terakhir saat berusaha mempertahankan posisinya. Satu kesalahan kecil itu menghapus harapannya untuk finis di posisi yang lebih baik.
“Di paruh pertama balapan, saya bersaing di posisi depan, lalu saya mulai kesulitan dengan motor dan harus melambat. Saya juga kena penalti long lap,” jelas Morbidelli.
Namun di tengah tekanan dan kekecewaan, Morbidelli tetap menunjukkan mentalitas seorang profesional. Alih-alih menyalahkan tim atau kondisi teknis, ia mengakui bahwa Assen memang selalu menjadi tantangan personal baginya.
"Di sini saya selalu kesulitan, dan saya sudah tahu hal itu akan terjadi akhir pekan ini juga. Tapi kami kesulitan tidak separah yang saya kira, dan itu hal yang positif,” imbuhnya.
Balapan ini bisa menjadi peringatan: bahwa bahkan murid terbaik pun bisa terpeleset. Bahwa konsistensi bisa digoyahkan oleh satu sirkuit yang tak bersahabat. Tapi bagi Morbidelli, inilah waktunya untuk membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir dari narasi.
Kini, ia mengalihkan fokus ke MotoGP Jerman 2025 di Sachsenring, sirkuit yang menurutnya lebih cocok untuk motor VR46. Ia berharap bisa bangkit, memperbaiki performa, dan membuktikan bahwa satu hasil buruk tak akan menggoyahkan mentalitasnya.
“Sekarang waktunya istirahat sebentar, dan bersiap untuk Sachsenring, itu sirkuit yang lebih cocok untuk kami,” tutupnya penuh tekad.
Ketika konsistensi jatuh, yang tersisa adalah karakter. Dan di Sachsenring nanti, Morbidelli akan menunjukkan apakah ia hanya murid, atau pewaris mental juara sang maestro, Valentino Rossi.