ASSEN, TORONEWS.BLOG - Pembalap Ducati Lenovo, Marc Marquez, memberi pengakuan mengejutkan usai juara MotoGP Belanda 2025. Ia mengaku sempat merasa ‘hancur’ setelah terjatuh di sesi latihan bebas dan latihan praktik sebelum menjalani balapan utama. Momen tersebut sempat menimbulkan keraguan besar apakah pembalap berjuluk The Baby Alien itu sanggup kembali tampil kompetitif pada akhir pekan 28–29 Juni lalu.
Keberuntungan awal memang belum berpihak pada Marquez. Meski sempat tergelincir, ia berhasil mengamankan posisi dan akhirnya menyabet gelar juara ganda di Sirkuit Assen, yakni sprint race dan balapan utama. Penampilan luar biasa ini mempertegas kualitas dan mental juara rider 32 tahun itu.
“Adrenalin adalah obat penghilang rasa sakit terbaik yang ada. Ini selalu jadi obat saya. (Hari Minggu) paginya (sebelum balapan utama), saya hancur,” ujar Marquez dikutip dari Crash, Senin (30/6/2025). Pernyataan ini memberi gambaran bahwa fisik dan mentalnya berada di titik rapuh, namun ia kembali bangkit.
Pada sesi pemanasan sebelum race utama, Marquez merasa tubuhnya benar-benar terkuras hebat akibat kecelakaan.
“Saat pemanasan, saya hancur dan berkata ‘Saya tidak bisa berkendara’. Tetapi dalam perlombaan, dengan adrenalin, itu adalah penghilang rasa sakit yang terbaik,” lanjutnya memberikan detail bagaimana ia mengatasi rasa nyeri dan trauma.
Kemenangan di Belanda menambah daftar gemilang Marquez pada musim 2025. Ini menjadi juara ketiganya setelah sebelumnya sukses menjuarai seri Aragon dan Italia. Catatan ini juga membawanya menjauh di puncak klasemen sementara MotoGP.
Hingga saat ini, Marquez telah mengumpulkan total 307 poin. Ia unggul 68 poin dari adiknya, Alex Marquez (Gresini Ducati), yang belum beruntung di Belanda setelah mengalami kecelakaan pada race utama. Jarak tersebut memperkokoh posisi Marc sebagai kandidat juara dunia musim ini.
Marc Marquez mengakui, usia memang membawa efek pada daya tahan fisiknya.
“Tentu saja sekarang, saya akan beristirahat selama dua atau tiga hari untuk memulihkan tulang rusuk, jari, lengan dan seluruh tubuh karena kecelakaan besar seperti ini tidak sama pada usia 20 tahun dengan pada usia 32!,” jelas Marquez.
Istirahat ini dianggap penting layaknya rutinitas pembalap profesional. Recovery yang baik pasca-laga berat menjadi modal penting untuk menjaga performa puncak saat menghadapi seri-seri selanjutnya musim ini.
Secara keseluruhan, kemenangan dramatis di Belanda tidak hanya memperkuat dominasi Márquez, tetapi juga membuktikan kemampuannya mengatasi tekanan dan cedera parah. Adrenalin terbukti mampu menjadi “obat super” dalam dunia balap motor profesional.
Dengan jeda recovery ini, Marquez diprediksi akan hadir lebih segar dan siap tempur di seri-seri mendatang. Para penggemar MotoGP tentu menantikan aksi spektakulernya dan apakah ia mampu mempertahankan momentum hingga akhir musim.